Jumat, 25 Desember 2009

Khasiat Madu


Madu Cocok untuk Kulit dan Jerawat
Seiring dengan bertambahnya usia kulit biasanya semakin kering, apalagi pada wanita karena semakin berkurangnya kemampuan kulit menyerap air sehingga kulit semakin kering dan keriput. Selain itu juga pengaruh lingkungan sangat mempengarui. Dalam sebuah penelitian Madu sangat efektif merawat kulit karena Madu mengandung anti mikrobial agent yaitu berfungsi dalam mencegah pertumbuhan bakteri bahkan kandungan anti mikrobial pada Madu dapat mencegah jerawat atau menghilangkan jerawat ringan .
Muka berminyak kulit kurang kencang, semua bisa teratasi dengan Madu. Lebah Madu merupakan produk yang alami untuk kesehatan, bebas kimiawi berbahaya dan ekonomis. Madu bisa untuk dibuat masker Madu. Pasalnya masker Madu membuat wajah kinclong dan mulus. Caranya, cukup oleskan saja Madu ke wajah, diamkan selama 15 menit hingga mengering. Untuk menghilangkan Madu yang mlengket di kulit, cukup cuci muka dengan air hangat.
Madu dapat digunakan sebagai pembersaih wajah. Campurkan 1 sendok makan Madu dengan susu bubuk secukupnya. Oleskan ke wajah untuk membersihkan semua kotoran termasuk make up. Madu dapat dijadikan scrub wajah. Madu juga bisa dipergunakan oada kulit kepala sehat dari conditioner Madu. Selain itu, Madu mengembalikan elastisitas rambut dengan menurunkan tingkat kerusakan rambut.

Tawa Bisa Kurangi Resiko Diabetes




Gelak tawa dapat membantu pederita Diabetes meningkatkan kadar kolesterol mereka dan menurunkan resiko penyakit pembuluh darah dan jantung, demikian hasil 1 study baru, para peneliti membagi20 pasien daiabetes yang beresiko tinggi semua juga menderita darah tinggi dan hyperlipidemia jadi 2 kelompok. Kedua kelompok diberi obat Diabetes standart, kelompok L diberi waktu 30 menit untuk menikmati humor yangh mereka pilih, sementara kelompok C kelompok pemantau. Proses itu tidak berlangsung selama 1 tahun pengobatan.

Sekitar 2 bulan proses pengobatan, semua pasien di kelompok tertawa memiliki tingkat hormon epinephrine dan nore phrine yang lebih rendah, keduanya dipandang sebagai penyebab stres. Stres diketahui sangat mematikan. Dalam pangukuran lain, protein C reaktif penanda radang dan penyakit pembuluh darah serta jantung turun 66% dalam kelmpok tertawa tapi hanya 26% pada kelompok pemantau. Dokter terbaik mengerti bahwa ada campur tangan psikologis hakiki yang ditimbulkan oleh emosi positif seperti gelak tawa dengan riang gembira, optimisme dan harapan, kata BERK.

Sejarah Desa Gumeno

All about Kolak Ayam Gumeno

Gresik - Hidangan kolak lazimnya disajikan berupa minuman segar dan biasa menjadi menu khas berbuka, namun berbeda halnya dengan kolak yang dihidangkan oleh masyarakat Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Gresik, Jawa Timur.

Menurut Nadzir (55) tokoh masyarakat desa setempat, Sabtu mengatakan kolak yang dibuat oleh warganya ini menggunakan bahan baku ayam dicampur dengan rempah-rempah.

Hidangan ini setiap kali disajikan pada malam 23 Ramadhan, dan sudah menjadi tradisi warga sekitar kampung, bahkan msyarakat meyakini kolak ayam yang disajikan dalam menu khas berbuka puasa ini bisa menyembuhkan segala penyakit bila dimakan.

Kegiatan memasak kolak ayam ini dimulai sejak hari ke 21 Ramadan, atau Rabu (9/9) sesudah salat Ashar, dengan melibatkan sedkitnya 30 orang.

Dalam tradisi memasaknya pun ada aturannya di mana semua juru masak, mulai dari yang menyediakan bahan hingga juru masaknya harus dilakukan oleh laki-laki.

Untuk membuat kolak ayam itu sendiri dibutuhkan 106 ekor ayam jantan, satu kwintal bawang daun, empat kwintal gula merah, serta 212 butir kelapa.

Proses pembuatan kolak ayam pun dibagi per kelompok, ada yang bertugas memasak bubur, ada pula yang bertugas menyiapkan bumbu masakan.

Proses pembutannya diawali dengan pemotongan ayam usai yang dilakukan usai Salat Ashar yang kemudian malam harinya panitia memasak ayam setelah terlebih dahulu dimabil bagian jeroan, kepala dan kakinya.

Kemudian dilanjutkan proses memasak ayam tersebut dilakukan dalam beberapa kuali besar, daging ayam dimasak sampai lunak. Setelah d
aging ayam matang, lalu dikumpulkan di tempat tertentu, sedangkan kaldunya disimpan di tempat terpisah.

Kelompok lainnya bertugas membuat adonan gula merah. Pada saat proses memasak, gula tresebut harus diaduk sampai benar-benar mengental setelah itu gula disaring hingga terpisah dengan ampasnya.

Keesokan harinya, hari ke 21 Ramadhan atau Kamis (10/9), kelompok lainnya mengumpulkan hasil parutan kelapa yang sebelumnya telah dibagikan ke warga desa. Parutan kelapa itu diperas tiga kali untuk diambil santannya.

Sementara para juru masak lainnya menyiapkan bawang daun. Bawang daun yang digunakan adalah bawang daun khusus yang baunya menyengat dan tidak boleh sembarang bawang daun.

Bawang daun itu kemudian dipisah pisah pada bagian pangkal dari bawang daun lalu dipotong-potong dengan panjang sekitar tiga centimeter.

Tidak hanya warga sekitar, para pelajar pun dilibatkan dalam memasak kolak ayam. Sedikitnya 20 pelajar tergabung dala Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (IPNU) Gumeno bertugas mensuwar suwer (memotong) daging ayam yang sduah dimasak tipis-tipis dengan memisahkan antaar tulang dan daging, lalu daging itu dipisahkan dalam wadah yang telah disediakan.

Setelah semua bahan sudah siap, lalu diserahkan kepada juru masak.

Pada waktu proses memasak, untuk masing-masing satu kuali besar, pertama tama dimasukkan santan kelapa masing-masing dua amber untuk santan perasan kedua dan satu ember untuk santan perasan ketiga.

Langkah berikutnya memasukkan dua kilogam bawang daun dan dua piring ayam. Setelah itu ditambahkan satu ember larutan gula merah. Lalu ditunggu sampai sekitar 40 menit sambil sesekali diaduk.


Proses memasak ini dilakukan secara paralel dengan delapan buah kuali.

Setelah dirasa cukup matang dan timbul buih, maka ditambahkan kaldu ayam setengah ember, dan ditambah kani (santan kelapa perasan pertama), ditambah dengan 1,5 ember gula merah dan jinten secukupnya. Bahan itu kemudian diaduk selama 10 sampai 15 menit.

"Biasanya untuk memasak satu kuali membutuhkan waktu sekitar 50 sampai 55 menit," kata Nadzir.

Sejarah Tradisi Kolak Ayam

Menurut sejarah, tradisi pembuatan kolak ayam di malam ke 23 Ramadan ini bermula saat Sunan Dalem Putra kedua Sunan Giri mebangun Masjid Jamik untuk dijadikan tempat menyebarkan agama Islam.

Suatu ketika Sunan Dalem mengalami sakit yang tidak diketahui jenis penyakitnya, bahkan tak satu pun jenis obat yang mampu menyembuhkan Sunan Dalem dari sakitnya.

Hingga suatu hari di malam dua puluh tiga Ramadan, Sunan Dalem memutuskan untuk Salat Istikharah dan akhirnya Sunan Dalem mendapat petunjuk dari Allah.

Seketika itu Sunan Dalem meminta kepada para santrinya untuk menyiapkan ayam jago kampung untuk dipotong dan dimasak ke masjid menjadi kolak ayam. Ajaibnya setelah menyantap hidangan kolak ayam, Sunan Dalem berangsur sembuh dari penyakitnya.

Sejak itulah sebagai ungkapan syukur atas sembuhnya Sunan Dalem,

penduduk Desa Gumeno membuat kolak ayam setiap malam 23 Ramadan dan dijadikan menu santap berbuka puasa. Bahkan ritual acara memasak kolak ayam ini merupakan peringatan yang Ke - 558 tahun.

Kendati demikian warga setempat menolak dikatakan tradisi tersebut sebagai salah bentuk perbuatan syirik, namun mereka pada umumnya berpandangan tetap melaksanakan tradisi tersebut hanya untuk melestarikan tradisi peninggalan Sunan Dalem.

Ternyata tidak hanya warga setempat yang menikmati sajian kuliner kolak ayam, beberapa warga dari luar kabupaten seperti Lamongan, Bojonegoro, dan Kediri banyak yang datang di desa tersebut.

Penikmat kolak ayam begitu menikmati rasa khas santan kolak ayam yang terasa "legi" (manis dicampur gurih dari kaldu ayam), sajian ini juga lebih nikmat lagi jika ditambah dengan ketan.

Di dekat Gresik, di sebuah desa bernama Gumeno, Kecamatan Manyar, selalu dilaksanakan upacara membuat kolak ayam setiap menjelang malam ke-23 Ramadan. Tradisi ini sudah berlangsung berabad-abad, dan berpusat di Masjid Jami' Sunan Dalem.

Gumeno sendiri berasal dari kata Arab ya kaumna yang berarti komunitas warga desa. Beberapa saat setelah Sunan Dalem mendirikan Masjid Jami' di desa ini, beberapa kaumnya menderita sakit. Mungkin sekali karena kelelahan setelah bekerja keras.

Sunan Dalem - putra Sunan Giri, murid Sunan Ampel - kemudian meminta para warga membuat kolak ayam sebagai obat untuk menyembuhkan kaumnya yang sakit. Makanan itu sendiri memang tidak lumrah dan sangat unik. Dibuat dari ayam jago yang direbus, kemudian disuwir-suwir dagingnya. Suwiran ayam rebus ini dimasak dalam santan, dengan bumbu jintan, gula merah, dan daun bawang muda. Rasanya sangat manis dan gurih, dengan aroma dan citarasa jintan yang sangat kuat. Tetapi, ternyata berkhasiat menyembuhkan. Memang, di Barat pun chicken soup selalu dipandang sebagai penyembuh. Sedangkan gula memberikan energi baru.

Kolak ayam hanya dimasak oleh kaum laki-laki, dan dibagikan kepada semua jemaah yang berkumpul di Masjid Jami' setelah berbuka puasa. Biasanya, orang datang dari tempat-tempat jauh untuk ngalap berkah dari upacara ini. Warga Desa Gumeno yang sudah bermukim di tempat lain akan menyempatkan pulang guna menikmati kolak ayam dengan rasa yang spesifik ini.

Menurut pengurus Masjid Jami' Sunan Dalem, paling kurang dipotong 200 ekor ayam jago untuk keperluan ini. Maklum, yang hadir ribuan orang. Bulan Ramadan adalah bulan sejuta berkah. Semoga Anda tidak melewatkan kesempatan mulia ini untuk menerima berkah dan rahmat Allah s.w.t.